Linux mendukung banyak pengguna dalam sebuah sistem, sistem di sini bisa mencakup sebuah jaringan, lan atau hanya komputer pribadi.
Dengan memahami bahwa linux itu multiusers, kita bisa menarik asumsi:
- Konfigurasi standar untuk semua user PASTI ada dan tersimpan di suatu tempat dan PASTI di kopikan saat pertama kali akun user di buat.
Dengan memahami ini, administrator dapat melakukan konfigurasi standar sesuai keinginan tanpa perlu menyentuh akun setiap user. - Dengan memahami ini juga, user bisa menginstall aplikasi sendiri, memiliki konfigurasi sendiri, bisa menjalankan website sendiri, ftp sendiri dan sebagainya.
Proses dan task setiap user PASTI berbeda. Dan tidak akan mengganggu proses user lainnya. Ini artinya, anda bisa menjalankan program anda sendiri tanpa khawatir melebihi kuota. Ini artinya, anda bisa memiliki direktori khusus yang bertindak layaknya sebuah sistem linux. Anda bisa memiliki direktori tmp, bin dan lib anda sendiri.
Kunci Ketiga, Linux itu Kernel
Jangan bingung dengan banyaknya distribusi yang beredar dan akan terus bermunculan nantinya. Setiap Distribusi Linux harus mengikuti standar. Standar ini memiliki fondasi yang paling dasar, kernel.
Kernel lah yang bertanggung jawab untuk mengenali file system, kernel yang bertanggung jawab bagaimana aplikasi berinteraksi dengan hardware, kernel juga yang menentukan apakah suatu fitur/protokol di dukung atau tidak.
Coba anda perhatikan, dari ratusan distro yang beredar sekarang ini, bukankah struktur file sistem dan hierarkinya sama atau paling tidak memiliki kemiripan susunan?
Bukankah, distro itu menggunakan shell? Dan perintah internal setiap shell ada kemiripannya?
Bukankah distro-distro itu menggunakan desktop?
Dan desktop-desktop itu memiliki kemiripan? Klik kiri, klik kanan, scroll, ikonisasi, window, format image dan sebagainya.
Dari memahami ini, kita bisa belajar distro apapun dalam hitungan menit, kalau bukan dalam hitungan jam.
Kunci Keempat, Linux itu Berbahasa Inggris
Kok, ini masuk kedalam kategori juga?
Jelas, kemampuan kita memahami bahasa Inggris akan sangat membantu dalam memahami Linux. Bukan maksud saya meremehkan distro-distro berbasis bahasa regional. Tetapi, biaya dan energi yang dikeluarkan untuk mengejar kemajuan perkembangan dan kemunculan aplikasi baru di dunia open source tidak sebanding dengan hasil yang dicapai.
Lebih mudah bagi anda, kursus bahasa Inggris 3 bulan ketimbang melakukan penerjemahan dokumentasi, message, dan source code.
Bukankah dengan memahami Bahasa Inggris, anda akan bisa diterima dimana-mana?
Jadi, luangkanlah waktu untuk belajar Bahasa Inggris dan memperkaya kosa-kata anda. Insya Allah, anda akan lebih cepat belajar dan adaptasi.
Kunci Kelima, Linux itu Shell
Linux awalnya adalah shell. Meskipun sepertinya, “kekuatan” GUI mulai tampak, dalam tingkat tertentu, shell mampu menggantikan GUI dan mampu bekerja lebih efisien ketimbang GUI.
Bawa saja sistem GUI anda ke komputer dengan spesifikasi minimal, dijamin tidak akan bekerja maksimal (atau tidak bisa bekerja sama sekali ?). Bandingkan dengan sistem shell yang dibawa ke lingkungan yang diperuntukkan untuk sistem GUI.
Wuzzzzz!!! Sistem anda akan bekerja puluhan kali lipatnya.
Jadi, pahamilah shell, pelajarilah shell, akrabi-lah shell, sayangi lah shell, niscaya anda beruntung!
Kunci Keenam, Linux itu Free dan Open Source
Mengapa ini juga penting?
Karena sifat Linux yang free (dalam arti BEBAS), Linux memiliki massa pendukung yang luar biasa. Banyak komunitas yang terbentuk di setiap negara, terbagi-bagi dalam proyek-proyek, distro-distro dan aplikasi-aplikasi tertentu.
Di Indonesia sendiri, massa Linux ini kalau dikumpulkan menjadi partai politik, mungkin bisa ikut pemilu 2009 nanti.
Dengan memahami Linux itu Free (bebas) kita tidak khawatir menggunakannya dalam setiap aspek komputerisasi baik pribadi maupun bermasyarakat. Kita bisa membagikannya dengan keikhlasan atau dengan biaya minimal.
Dengan memahami Linux didukung oleh komunitas, kita bisa belajar dengan orang lain, kita bisa berbagi ilmu tanpa takut nama kita akan dilupakan.
Kunci Ketujuh, Linux itu Juga Sistem Operasi
Frasa ini senada dengan frasa yang populer dari band rocker seriuss, “rocker itu juga manusia”. Linux tidak jauh beda dengan sistem operasi lainnya seperti windows, mac os, bsd, solaris, dos, dan lainnya.
Masalah yang dihadapi OS lain juga dihadapi Linux. Solusi untuk OS lain pun bisa diterapkan di Linux.
Dengan memahami ini, kita tidak usah heran, “mengapa di Linux, driver ini tidak bekerja seperti di OS anu”. Kita tidak perlu bengong, “kok Ubuntu saya yang lebih dulu rilis, bisa mirip tampilannya seperti OS baru ini”.
Tak usah terlalu percaya diri juga, suatu waktu, virus akan muncul juga di dunia Linux.
Posting Komentar